Sabtu, 25 Februari 2012

Love Story

Dearest Love
Cerpen Aisyah Wulansari Rahajeng

Angin membelai tubuhku mesra. Menerobos melalui celah di antara jendela yang tak tertutup rapat. Dengan hembusannya yang kian kuat, ia mampu mendobrak membuka paksa jendela kamar ini. Keras suara bantingan jendela itu, sakit terdengar. Samakah dengan sakit yang ku rasa kini?
Tak sadar linangan air mata kembali jatuh basahi kedua pipi ini. Menangisi kemalangan tiada berakhir buatku. Memang semua tiada guna tuk ditangisi, namun tiada pula yang dapat ku perbuat. Hanya duduk terdiam di atas kasur, merenungi deritaku, bersiap untuk diracuni obat setiap harinya.

‘ceklek,…’

Pintu kamar terbuka. Tampak bayangan gelap datang dari balik pintu. Tak berselang lama, dapat ku lihat tegap tubuh berjalan ke arahku. Wajahnya kelam, terhalang oleh bayang-bayang tirai kamarku.
“Shin Mei-ah…” ucapnya pelan penuh akrab. Perlahan tapi pasti, paras rupawannya dapat jelas terlihat, seiring langkahnya yang semakin dekat dengan tempat dimana ku berada. “Waktunya buatmu untuk minum ramuan dari Kakek…” disodorkannya mangkuk minum berisi ramuan tradisional dari Kakek Hang yang tak lain adalah Kakeknya.
“Aku tidak mau”
Dia menatapku tajam, pandangannya penuh tanya
: ada-apa-dengan-mu-Shin Mei-?-
“Aku bosan” terka ku seakan mengerti kebingungannya. “Pun aku mulai muak dengan semua ini”
“Shin Mei….” Desahnya. “Kau tak boleh begini. Tidakkah kau ingin menyalakan kembang api di malam imlek nanti?”
“Jangan menghinaku dengan ucapan itu!!” sahutku sejurus padanya.
“Oh,… Mei-ah….Ak—“
“Jangan samakan semuanya lagi. Jelas semua berbeda. Aku bukan Mei yang dulu!!” petahku. “Aku hanya dapat bergantung dengan infuse dan obat-obatan yang tiap harinya disuntikkan ke dalam tubuhku. Belum lagi semua ramuan kuno dari Kakek Hang. Kau pun mengerti, bahwa hidupku sudah bergantung daripada itu semua…” ucapku mencak-mencak pada Juan dengan derai air mata yang kian deras.
“Shin Mei-ah” uacpnya terhenti cukup lama. “Baiklah, aku mengerti jika kau lelah dengan semua ini. Tapi percayalah, kau bisa sembuh. Percayalah pada kuasa Yang Maha Esa” tuturnya kemudian. “Mungkin kau butuh waktu untuk sendiri”
Sosoknya melangkah pergi dari ranjang tempat ku berada, dan menghilang di balik pintu kamar yang tadi dibukanya. Tak lama setelah kepergiannya, susah payah ku perintahkan kedua kakiku untuk menuruni ranjang, kemudian berjalan menuju jendela yang tadi terbuka oleh tiupan angin.
*****

Hari ini ada pameran fotografi di balai kota. Dan aku sungguh tak ingin ketinggalan dengan acara yang satu ini. Tiket masuk sudah ku pesan jauh hari tepat sehari setelah pengumuman akan diadakannya pameran itu. Teman-teman satu klub juga tak mau melewatkan hari istimewa ini. Sangat jarang untuk bisa menjumpai pameran fotografi di kota ini. Padahal, hobi yang satu ini banyak memiliki nilai artistic yang patut untuk dibagikan.
Pukul 08.00 aku sudah memarkirkan mobilku di parkiran balai kota. Tertulis di undangan, bahwa acara akan dibuka pukul 09.00 Tampak terlalu rajin memang, tapi kalian juga pasti akan melakuakan hal yang sama denganku terhadap sesuatu yang kalian sukai, bukan?!
‘bruakkkk!!!!’

“Aduuuuhh!!!” teriakku spontan saat menabrak seorang pria tinggi, berkulit putih, dan berambut cepak. Kacamatanya menyembunyikan bola matanya yang indah nan tertutup kelopak mata khas orang Tionghoa.
“Maaf. Tadi aku buru-buru” ucapnya kemudian. “Kamu nggak apa kan?” tanyanya kahwatir.
“Iya. Aku juga maaf” sahutku sembari memperhatikan senyum yang terlukis di bibirnya.
“Gara-gara aku, foto-foto kamu jadi berantakan” dia hanya tersenyum dan sibuk membereskan foto-foto seni fotografo miliknya. “Aku bantu”
“Makasih ya :)” ucapnya saat kami selesai memberaskan file miliknya yang berserakan. “Aku Juan”
“Aku Mei” ucapku sambil menjabat uluran tangannya “Nice to meet you”
“So do I. Kamu tamu di pameran ini?” Aku hanya mengangguk. “rajin banget jam segini udah dateng. Ayo masuk!! Aku panitia pelaksana di sini!!” ajaknya sambil menggandeng tanganku.
*****

Dinginnya hembusan angin menerpa wajahku yang sengaja ku condongkan keluar jendela kamar. Rasa sakit yang ku rasa, seakan hilang saat angin itu membasuh wajahku. Semua seperti terlahir kembali. Semua teringat kembali. Pertemuanku dengan orang yang paling berarti dalam hidupku. Orang yang setia menjaga dan melindungiku hingga saat ini. Orang yang baru saja ku caci beberapa detik yang lalu. Kak Juan Hang
Aku selalu nyaman jika berada di sisinya. Aku tak bisa untuk tidak tersenyum jika di sampingnya. Aku bahagia. Aku sanggup bertahan karana dia. Dia orang yang menguatkanku selain Mama dan Papa. Tapi,… aku tak ingin membawanya menderita bersamaku. Aku lemah. Aku rapuh. Tubuhku sebentar lagi hanya tulang berbelutkan kulit. Wajahku tak lagi mulus. Aku benar-benar telah menjadi sosok lain. Sangat amat tidak menarik.

Aku takut,…. Jika rasa cintanya berubah iba. Iba karena keadaanku sekarang. Manamungkin ada yang mau denganku. Lelaki mana? Maunya dia dengan perempuan buruk rupa dan penyakitan seperti aku. Apa aku benar-benar harus melepaskannya??
Aku tak mau kehilangan Juan. Tapi aku tak mau ia tidak nyaman berada di sisiku. Setetes bulir bening kembali meluncur halus di pipi saat ku pejamkan kedua mataku.
*****

“Sekarang kamu boleh buka penutup matanya!!!” ujar Juan yang sedari tadi menuntunku selayaknya orang buta. “Siap.. siap!! 1….2…..3……. surprise!!”
Aku hanya dapat membuka mulut lebar-lebar. Taman pinggir danau yang telah dihias dengan sangat indah, terpapar saat ku buka kedua mataku. “Ini apa, Kak?”
Belum hilang rasa heran sekaligus terkejutku, ditambahkannya lagi oleh Kak Juan perasaan kaget bukan main. “Would you be my girlfriend?”
Hah????!! Aku membisu. Serasa tenggorokanku tersekat oleh kata-kata yang tak mampu ku ucap. “Tolong Jawab, Mei. Aku serius. Aku ada rasa sama kamu. Kamu mau terima hati aku?”
Masih terdiam. Aku masih tak mampu berucap. Ku tarik napas panjang,… dan,, “Emang aku punya alasan untuk bilang nggak, Kak?” jawabku sekenanya sambil malu-malu.
“Apa itu berarti jawaban Iya?” kembali Juan bertanya. Aku hanya tersenyum tertunduk malu, menyembunyikan wajahku yang memerah.
“Ini sebagai tanda pengikat kita” lanjutnya seraya mengenakan cincin di jemari manisku. “Maaf kalau masih terbuat dari batang rumput. Aku janji, akan ada cincin emas yang melingkar di jemari manis kamu nantinya :)” ucapnya mantap penuh arti.
*****

Ku buka kedua mataku. Ku usap aliran air mata yang menyisakan bekas di pipi. Ku pandangi lekat-lekat cincin yang melingkar di jemariku lebih dari 4 tahun lamanya. Cincin batang rumput dari Kak Juan. Mudah rapuh memang, namun kekuatan cinta di dalamnya tak serapuh keadaan yang terlihat. Tak terhitung berapa kali simpul cincin ini terlepas. Dan Juan, akan segera menyimpulnya kembali atau bahkan menggantinya dengan batang rumput yang baru bilamana ini patah. “Walau cincin ini rapuh dan kita sudah menggantinya berulang kali, percayalah bahwa cinta kita satu sama lain tak akan terganti. Tetap satu nama dalam belahan jiwa kita.” Itulah kata-kata yang diungkapkan Juan setiap kali ia mengganti cincin batang rumput kami yang patah.
“Shin Mei-ah…” suara Mama lembut menyapa dari bayangannya yang mengejar langkah rapuhnya. Otomatis, membuyarkan semua lamunanku tentang masa-masa indah bersama Kak Juan. “Kau belum tidur kah?”
“Belum” aku menggeleng.
“Senja telah berganti malam, jangan kau buka jendela itu lebar-lebar. Angin malam tak bagus buat tubuhmu” beliau merangkul tubuhku dan menitihku ke ranjang. Kemudian beliau berbalik arah, menutup jendela kamarku dan menguncinya rapat. “Angin berhembus sangat kencang malam ini”
“Dingin. Tapi pelukanmu kian hangat terasa, Ma” ku tatap lekat-lekat wanita paruh baya di hadapanku. “Aku sangat mencintaimu, Ma”
“Begitu pula aku, Sayang. Karena itu, tetaplah berada di sisiku” diraihnya tubuhku dan dibawanya aku ke dalam dekapan kasihnya.
“Biarkan tangan Tuhan yang mengatur semua, Ma”
****

Silau mentari pagi hangat menyerbu wajahku yang tersembunyi di balik bantal dan selimut. Sinarnya menerobos celah-celah tirai putih. Seorang yang tak asing buatku, membuka tirai putih itu dan mempersilakan hangatnya mentari pagi penuhi kamarku. “Selamat pagi, Bintang Pagiku!!!”
“Kak Juan?!” ucapku kaget sekaligus kesal. “Dasar pemalas!! Bangun!!, nggak malu sama mataharinya. Udah tinggi tuh!!” celotehnya.
“Cerewat banget sih!!” gerutuku sambil kembali membawa selimut menutupi tubuhku.
“Ayo bangun!! Kalau nggak, aku kilikitik sampe kotak ketawa kamu rusak lho ya!!” godanya sambil menarik kembali selimut yang menutupi tubuhku.
“Aduh kok pagi-pagi udah rebut sih!!” suara Mama tiba-tiba hadir di antara keributan kami. Sosok Papa turut mengekor di balik Mama. “Mei-ah… kamu jangan tidur mulu!! Matahari pagi bagus buat tubuh kamu. Ayo bangun!!” ceramah Mama.
“tuh kan. Apa aku bilang?!” Juan ikut menimpali.
“Iya. Iya. Biasa aja kali!!!” sahutku kesal.
“Bukannya kamu ada jadwal buat check up + terapi hari ini?” sambung Papa. “Ayo bersiap, masa ke dokter masih ada belek matanya” lanjut Papa cekikikan, yang sebenarnya leluconnya sama sekali nggak lucu.
“Terapi ya?” ucapku lesu. Ngeri membayangkan bagaimana cairan-cairan itu disuntikkan ke dalam tubuhku. Kadang terasa dingin bagai es yang akan membekukan urat nadiku. Bahkan kadang terasa panas, bak api yang siap melalap tubuhku lahap-lahap.
“Semua akan baik-baik aja” ucap Juan sembari menepuk pundakku, Seakan memberi kekuatan pada diriku. “Kamu pasti bisa melalui ini, seperti sebelumnya :)”
Aku hanya mengangguk lemah.
*****

Hari ini tiba malam tahun baru Imlek. Ribuan orang bersuka cita menyambutnya. Bersama keluarga menuju ke kuil untuk berdoa, bermain kembang api, menyalakan lampion, meniup terompet, berhias dengan baju adat dan jepit rambut istimewa. Jauh berbeda denganku…
Amat berbeda. Pada malam istimewa ini, aku hanya terkurung dalam kamar. Menyaksikan kembang api besar di langit-langit melalui celah-celah tirai jendela. Merasakan lelah, setelah menjalani kemotrapi.
“Gong Xi Fa Chai!!” sebuah suara tiba-tiba menggema di kamarku.
“Yeah, terimakasih” ucapku sambil memandang sejurus ke arah sosok setia yang terkejar bayangannya. “Aku sudah minum ramuan. Mama sudah mengantarkannya” lanjutku mengomentari apa yang dibawa Juan.
“Oh ya?” responnya menyebalkan.
“Tuh kan,,, balik gih sana! Taruh tuh mangkok” bagai tak menghiraukan apa yang ku ucap, diteruskannya langkah kaki mendekatiku. Tentunya masih dengan menimang mangkok minum. “Buat kamu”
Ku palingkan wajahku, kesal karena diabaikan. “Ku mohon,.. terimalah” paksanya seraya menyodorkan mangkok minum itu. “Jangan paksa aku untuk—“ (sambil melirik ke dalam mangkok)
Bukan ramuan yang terdapat dalam mangkok itu. Dua buah cincin. Cincin yang dijanjikan Juan hampir 5 tahun yang lalu. “Will you marry me?”
Seakan dia bisa mnerka jawaban yang tercekat untu ku ucap. Dipasangkannya cincin itu di jemari manisku, menggantikan posisi cincin batang rumput yang selama ini melingkar di jemariku.
“Thank You J” bisikku lirih sambil mendekapnya erat.
“Semua belum selesai. Ayo ikut!!” diraihnya tubuhku dan di gendonya aku menuju taman belakang rumah.
“Maaf aku tidak meghiasnya seindah dulu” ucapnya saat kami baru saja duduk di kursi taman yang dikelilingi lilin yang sengaja ditata berbentuk hati.
“It’s so beautiful :)”
“Pagang ini!!” pintanya sembari memberikan sebatang kembang api kecil. “Kita rayakan malam tahun baru ini berdua :)” dinyalakannya kembang sumbu kembang api kecil itu.
Sangat indah. Benar-benar malam yang indah. Tuhan terimakasih, telah Engkau kirimkan Juan untuk berada di sisiku. Tak berselang lama, di keluarkannya kembang apai besar. Dinyalakannya dan….. DYAR DYAR DYAR….. semua terpecah di langit malam. Langit malam kini bersolek sangat cantik. Lebih cantik dari biasanya.

Aku hanya mampu menangis. Bahagia merasuki sebagian besar ruang hatiku. Sisanya terisikan oleh haru, karena aku tak mampu melakukan apapun buat mereka.
“Gong Xi Fa Chai!!!” sebuah suara tiba-tiba ikut nimbrung di antar keindahan malam di taman belakang. Mama dan Papa, tak mau ketinggalan menyambut pergantian tahun Shio Naga. Naga, yang melambangkan kekuatan dan penuh keberuntungan. Mereka tersenyum bahagia. Senyum yang selalu memberikan semangat baru dalam jiwa rapuhku. Aku bangkit, tertatih aku berjalan menuju mereka untuk mendekapnya.
“I love You so much!!!” bisikku di antara dekapanku terhadap mereka berdua. “Aku bangga, terlahir menjadi putri kalian :)”
“Kami sangat bangga bisa melahirkanmu, Nak” ucap Papa. “We love you :)” tambah Mama.
Kami saling pandang. Lekat-lekat menatap  senyum yang tercipta di bibir kami masing2. Air mata haru tumpah ruah. Seakan bukti akan rasa cinta di antara kami.

Tiba-tiba….
Kepalaku pusing. Semua bagai berputar-putar. Sakit mendalam merajam kapalaku. Aku berusaha menahan, membuat orang-orang di sekelilingku tak khawatir. Namun percuma. Sakit itu memaksaku untuk menyerah menahannya. Kurasakan, kedua kakiku mati rasa. Aku ambruk. Menggigil badanku kemudian. Dapat ku rasakan Juan memangkuku. Dengan sigap ia menangkap tubuhku yang ambruk tadi. Mama menangis, Papa cemas, Juan hanya membisu. Perlahan semua bayangan mulai nampak kabur. Dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, aku berusaha untuk berucap.
“A..aakku,,, sss..sayyy..yang… kkk..kalll..lian. mmmaaffin aaakkkk,,,ku”
Dlam!!
Gelap.
Semua hilang.
Wajah Mama, Papa, dan Juan tak tampak sudah. Hanya gelap yang ada. Samar-smar terdengar jeritan Mama yang meronta. Ingin ku peluk Mama dan mengatakan semua baik-baik saja. Namun tak berarti. Tak ada arah pasti buatku kini.
Tak jauh dari tempat ku berada, ku lihat satu titik sinar di ujung sana. Terang. Menarik diri ini agar menghampiri titik itu. Perlahan tapi pasti, ku langkahkan kaki menuju titik putih itu. Titik putih yang menjadi penerang dalam gelap duniaku detik ini.
*****

Jumat, 17 Februari 2012

Pidato "Akhlaqul Karimah"

السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته

Alhamdulillahiladzi hadza nalihadza wama kunna linahtadiya laula anhadzanalloh, laqodja adrusulurobbina bilhaq wanudzu antil kumuljannatu uritstumuha bimakuntum ta’malun. Asyhadu alla ilahailalloh waasyhadu anna muhammadarosulullahi sollallohualaihi wasalam, wa’ala alihi waasyhabihi amma ba’dhu. Bonjour buenos dias!!
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kita bisa berkumpul di ruangan ini dengan sehat dan sentosa, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada second love kita Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya sampai hari akhir. Kepada dewan juri yang terhormat dan teman- teman yang saya sayangi dan saya banggakan. Ijinkanlah pada kesempatan yang singkat ini saya berbagi ilmu kepada anda semua yaitu tentang “akhlaqul karimah”.
Tahukah anda apa yang dimaksud dengan Akhlaqul karimah?
Menurut pengertian dalam bahasa, Akhlaq adalah tabi’at, kebiasaan, atau perangai. Di dalam akhlaq ada dua macam yaitu ada akhlaq mahmudah (terpuji) dan mazmumah (tercela). Tentu yang dimaksud akhlaqul karimah tidak lain adalah akhlaq mahmudah. Seperti yang difirmankan oleh Allah S.W.T dalam Al-qur’an surat Al Qalam ayat 4 :

وإنك لعلى خلق عظيم

Artinya : Sesungguhnya  engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang agung.
Dari firman Allah tersebut dapat kita simpulkan bahwa kita sepantasnya menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan karena akhlaqnya yang sangat terpuji. Sebagai contoh pada zaman rasulullah dulu, ada orang buta dipinggir jalan yang hobi sekali menjelek- jelekkan nabi muhammad. Tapi, Nabi malah sering sekali memberikan makanan bahkan menyuapi si buta tersebut sampai nabi muhammad wafat.kemudian sahabat nabi "Abu bakar" bertanya pada Aisyah, "Hei Aisyah amalan apa yang biasa dikerjakan oleh Nabi tetapi yang belum aku ketahui?". Aisyah pun menjawab, "Nabi sering memberi makanan pada orang buta yang ada di pinggir jalan". Tanpa pikir panjang, Abu bakar segera menemui orang buta tersebut sambil membawa makanan. Abu bakar juga menyuapkan makanan pada si buta tersebut, tapi si buta malah memuntahkannya. Dia berkata,"Apakah kamu orang yang biasa menyuapiku?". "Tidak, Aku adalah sahabatnya" jawab Abu bakar. Ternyata teman- teman, sebelum Nabi menyuapkan makanan kepada si buta, nabi mengunyah makanan tersebut lebih dahulu sehingga si buta tidak kesulitan menelannya.Masya Allah! begitulah kemurnian hati rasul kita sehingga bisa membuat si buta kagum dan menyesali perbuatannya serta mau masuk islam. Memang dalam kehidupan sehari-hari akhlaqul karimah sangat penting karena dapat menentukan kehormatan seseorang. Mari kita pikirkan sejenak! Bagaimana sih kita memperlakukan tetangga kita yang ketahuan mencuri ataupun membunuh? Saya yakin pasti mereka diasingkan, juga banyak orang yang mengejek atau mungkin malah tidak ada yang mau berteman dengan orang tersebut karena sudah tidak respect dengan orang tersebut. Sehingga, jika kita ingin dihargai maupun dihormati dalam pergaulan kita harus menjaga akhlaq kita. Bukan hanya di dunia saja, bahkan di akhirat akhlaqul karimah juga sangat penting. Berdasarkan sabda nabi Muhammad S.A.W di dalam hadits yang diriwatkan Abu Daud yang berbunyi :

ما من شيئ اثقل فى الميزان من حسن الخلق

Artinya : Tidak ada yang lebih berat di timbangan amal daripada budi pekerti yang terpuji.
Bukan dalam pergaulan atau dimasyarakat saja, kepada orangtua/ orang yang lebih tua kita harus bisa berakhlaq yang baik. Sebelum saya menerangkan akhlaqul Karimah terhadap Orangtua marilah kita bersama-sama menyanyikan sebuah lagu
Wiwit aku isih bayi
Wong tua sing ngopeni
Nganti tumeka saiki
Katon oleh gemati
Mangkat sekolah disangoni
Sandang pangan wis mesti
Mula aku wajib bekti
Bangun turut ngajeni 

Coba kita renungkan bersama bagaimana perjuangan kedua orangtua kita dari melahirkan,membesarkan, dan mendidik kita hingga orang tua kita kembali kepangkuan Allah S.W.T. Maka pantas sekali jika Dalam hadits nabi berbunyi :

 رضى الله فى رضى الوالدين

Artinya : Ridho Allah tergantung ridho orang tua.
Menurut hadits diatas dijelaskan bahwa jika anak tidak dapat patuh dengan orangtua, maka anak tersebut kehilangan ridho dari Allah. Islam menempatkan kedua orangtua ke dalam posisi yang sangat mulia. Dua emas gunung Uhud dibanding pengorbanan orangtua kita maka lebih berat pengorbanan orangtua kita. Subhanallah!. Mereka memang orang yang paling berjasa kepada kita. Betul tidak? Maka sepantasnya kita harus berbakti kepada keduanya, melaksanakan perintah asal tidak menyimpang dari syariat, berbuat baik, berkata lembut serta tidak menyakiti hati keduanya. Bagaimana yang sudah meninggal? Yaitu dengan cara menyolatkan jenazahnya, menyambung tali silaturahmi dengan sahabat- sahabatnya serta mendoakannnya. Di dalam surat Bani israil ayat 24 diterangkan bahwa :

رب اغفرلى ولوالدي وارحمهما كما ربيانى صغيرا

Artinya : Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktuku masih kecil.
Menurut ayat diatas diterangkan bahwa di akhirat nanti yang dapat menolong orangtua kita dari jurang neraka hanyalah dengan do’a dari anak yang sholeh. Semoga kita termasuk di dalamnya. Allohumma
Aminn

Demikianlah tausiah yang bisa saya sampaikan. Semoga dari tausiah ini bisa menyadarkan hati kita untuk senantiasa menjaga akhlaq kita terutama kepada orangtua kita. Amin ya robbal alaminn.
Jika ada jarum yang patah
Jangan disimpan di almari
Jika ada kata-kata yang salah
Mohon dimaafkan sepenuh hati

Alhamdulillahi jaza kumullahu khoiro. Mercie dan Akhirukalam

والسلام عليكم ورحمة الله وبركا ته

David Archuleta

David Archuleta adalah penyanyi asal American Idol yang bernama lengkap David James Archuleta, lahir di Miami, florida, America Serikat pada tanggal 28 Desember 1990. Dia merupakan salah satu finalis American Idol yang menjadi runner up dengan 44 juta suara. Selama ia mengikuti American Idol, ia harus berlatih menyanyi 3 kali sehari.
        David sangat suka warna jingga dan kuning, tetapi ia juga menyukai warna hijau muda.. Dia mempunyai mata yang indah yang biasa disebut sebagai warna mata Hazel dan mempunyai tinggi badan 173 cm. Ayahnya bernama Jeff Archuleta yang berprofesi sebagai pemusik jazz dan ibunya bernama Luph Marrie Archuleta yang profesinya sebagai penyanyi dan penari yang berasal dari Honduras. Ia mempunyai 4 saudara yaitu, Claudya (18), Daniel (14), Jazzy (11), Amber (9).
        Pada usia 6 tahun David pindah ke Salt Lake Valley, Sandy, Utah. Sekarang ia tinggal di Muray, Utah. David dibesarkan dari keluarga pemusik. Pada usia 6 tahun David mulai menyanyi setelah menonton Video Las mirasable. Sejak itu orang tuanya mengetahui kalau David memiliki bakat alami. Usia 10 tahun David memberanikan diri untuk nyanyi dihadapan umum, dan mendapat sambutan meriah dari para penonton dan menjuarai anak-anak.
        David pernah mengalami kerusakan pita suara akibat penyakit bronchitis. Dia ditawari untuk operasi, tetapi nggak mau karna terlalu beresiko. David mempunyai pelatih vocal yang juga ternama di amerika yaitu, Dean Keaelin. Dean kaelin juga sangat membantu dalam penyembuhan pita suara David. Selama sakit aktifitas david adalah belajar piano.
        Di akhir SMA nya David memilih untuk ikut Homescholling. Meskipun begitu David adalah seorang yang cerdas, karena ia selalu mendapat nilai A dan point GPA nya 4.0.
        Dengan ketenarannya sebagai penyanyi dan pemain piano yang handal, david sebenarnya juga ingin jadi dokter THT. Sekarang David sudah mempuyai lagu-lagu sendiri antara lain :
     1. Crush
     2. A little too not over you
     3. Touch my hand
     4. When you believe
     5. Something ‘bout love
     6. Zero gravity
     7. My hand

 
Bukan hanya itu sih lagunya, pokoknya masihhh banyuaakk lagi. Dibawah ini ada beberapa lirik lagunya david archuleta, kalau bisa sambil nyanyi yaa. haha

...............................................................................................................................................
Lyrics: David Archuleta - A Little Too Not For You

It never crossed my mind at all
That's what I tell myself
What we had has come and gone
You're better off with someone else
It's for the best, I know it is
But I see you
Sometimes I try to hide
What I feel inside

And I turn around
You're with him now
I just can't figure it out

Tell me why
You're so hard to forget
Don't remind me
I'm not over it
Tell me why
I can't seem to face the truth
I'm just a little too not over you
(Eh eh eh oh eh eh eh)
Not over you
(Eh eh eh oh eh eh eh)

Memories
Supposed to fade
What's wrong with my heart?
Shake it off, let it go
Didn't think it be this hard
Should be strong
Moving on
But I see you
Sometimes I try to hide
What I feel inside

And I turn around
You're with him now
I just can't figure it out

Tell me why
You're so hard to forget
Don't remind me
I'm not over it
Tell me why
I can't seem to face the truth
I'm just a little too not over you

Maybe I regret
Everything I said
No way to take it all back, yeah
Now I'm on my own
How I let you go
I'll never understand
I'll never understand
Yeah, oooh, oooh, oooh
Oooooooh
Oh
Ooooh, oh

Tell me why
You're so hard to forget
Don't remind me
I'm not over it
Tell me why
I can't seem to face the truth
I'm just a little too not over you

Tell me why
You're so hard to forget
Don't remind me
I'm not over it
Tell me why
I can't seem to face the truth
And I really don't know what to do

I'm just a little too not over you
(Eh eh eh oh eh eh eh)
Not over you
(Eh eh eh oh eh eh eh) 

..............................................................................................................................................
Lyrics: David Archuleta -Crush

I hung up the phone tonight
Something happened for the first time
Deep inside it was a rush what a rush
‘Cause the possibility
That you would ever feel the same way about me
It’s just too much just too much
Why do I keep running from the truth
All I ever think about is you
You got me hypnotized so mesmerized
And I’ve just got to know


[chorus]
Do you ever think
When you’re all alone
All that we could be
Where this thing could go
Am I crazy or falling in love
Is it real or just another crush
Do you catch a breath
When I look at you
Are you holding back
Like the way I do
‘Cause I’m trying, trying to walk away
But i know this crush ain’t going
Away going away


Has it ever crossed your mind
When we’re hanging,
Spending time, girl, are we just friends
Is there more is there more
See it’s a chance we’ve gotta take
‘Cause I believe that we can make this
Into something that’ll last
Last forever forever


[chorus]


Why do I keep running from the truth
(Why do I keep running)
All I ever think about is you
(All I ever think about)
You got me hypnotized
(Hypnotized)
So mesmerized
(mesmerized)
And I’ve just got to know
[chorus]
Going away
Going away

...............................................................................................................................................

Lyrics: David Archuleta - something 'bout love

Every night it’s all the same
You’re frozen by the phone
You wait, something’s changed
You blame yourself every day
You’d do it again
Every night

There’s something ’bout love
That breaks your heart
Whoa oh oh oh
It sets you free
There’s something ’bout love
That tears you up
Whoa oh oh oh
You still believe
When the world falls down like the rain
It’ll bring you to your knees
There’s something ’bout love that breaks your heart
Whoa oh oh oh…
But don’t give up
There’s something ’bout love

When you were young
Scared of the night
Waiting for love to come along
And make it right
Your day will come, the past is gone
So take your time
And live and let live

There’s something ’bout love
That breaks your heart
Whoa oh oh oh
It sets you free

There’s something ’bout love
That tears you up
Whoa oh oh oh
You still believe
When the world falls down like the rain
It’ll bring you to your knees
There’s something ’bout love that breaks your heart
Whoa oh oh oh…
But don’t give up
There’s something ’bout love

Don’t fight
Don’t hide
Those stars in your eyes (in your eyes)
Let em’ shine tonight
Let em’ shine tonight
Hang on
Hang in
For the ride of your life
It’s gonna be alright
Hold on tight

There’s something ’bout love
That breaks your heart
Whoa oh oh oh

There’s something ’bout love
That breaks your heart
Whoa oh oh oh
It sets you free

There’s something ’bout love
That tears you up
Whoa oh oh oh
You still believe
When the world falls down like the rain
It’ll bring you to your knees (to your knees)
There’s something ’bout love that breaks your heart
Whoa oh oh oh…
But don’t give up
There’s something ’bout love

Whoa oh oh oh..
Set’s you free
There’s something bout love
That tears you up
Whoa oh oh oh
You still believe
When the world falls down like the
rain

...............................................................................................................................................